Selasa, 19 Juni 2012

Almamater~~Taufik Ismail


Gaudeamus igitur
Juvenes dum sumus …
(Let us rejoice therefore, While we are young.)
Didepan gerbangmu tua pada hari ini
Kami menjilangkan tangan kedada kiri
Tegak dan tengadah menatap bangunanmu
Genteng hitam, dinding kusam berlumut waktu
Untuk terakhir kali
Marilah kita kenangkan tahun-tahun dulu
Hari-hari kuliah diruang fisika
Mengantuk pada pagi cericit burung gereja
Praktikum. Padang percobaan. Praktek daerah
Corong
anastesis dan kilau skalpel dikamar bedah
Suara-suara menjalar sepanjang gang
Suara pasien yang pertama kali kujamah
Diaula ini, aula yang semakin kecil
Kita beragitasi, berpesta dan berkencan
Melupakan sengitnya ujian, tekanan guru besar
Melepaskannya pada hari-hari perpeloncoan
Pada film dan musik yang murahan

Ya, kita sesekali butuh juga konser yang baik
Drama
Sophocles, Tjekov, atau Jas Panjang Pesanan
Memperdebatkan Tuhan, politik dan para negarawan
tentang perempuan, filsafat serta peperangan
Bayang semua abad dahulu lewat abad yang kini

Dimanakah kau sekarang berdiri? Diabad ini
Dan bersyukurlah karena lewat gerbangmu tua
Kita telah dilantik jadi warga Republik Berpikir Bebas
Sesudah bertahun diuji kesetiaan dan keberanianmu
Dalam berpikir dan menyatakan kebebasan suara hati

Berpijak ditanah air nusantara
Dan menggarap tahun-tahun kemerdekaan
Dengan penuh kecintaan
Dan kami bersyukur pada Tuhan
Yang telah melebarkan gerbang tua ini
Dan kami bersyukur pada ibu bapa. Yang sepanjang malam
Selalu berdoa tulus dan terbungkuk membiayai kami

Dorongan kekasih sepenuh hati
Dan kami berhutang pada manusia
Yang telah merintiskan sejarah dan ilmu
Yang telah menjadi guru-guru kami
Yang membayar pajak selama ini

Pada hari ini didepan gerbangmu tua
Kami telah kenangkan cemara halamanmu dalam bau formalin

Mikroskop. Kamar obat. Perpustakaan
Gulungan lajar dikampung nelayan, janji pohon-pohon perkebunan

Angin hijau dipadang-padang peternakan
Deru kemarau dipadang-padang penggembalaan
Dalam mimpi teknologi, kami kini dipanggil
Untuk menggarap tahun-tahun kemerdekaan
Dan mencintai manusianya
Mencintai kebebasannya
Taufiq Ismail
Bogor, 1963

Tidak ada komentar:

Posting Komentar